Syukuran 2015

Sudah mau 2015 yah?

Kalau mengingat-ingat apa saja yang terjadi belakangan di 2014 ini, mungkin ini adalah titik balik setelah darah dan air mata yang menggores di 2012 dan 2013. Kata orang ini adalah hoki, tapi kata saya ya hidup, ada turun naiknya. Paling anyep kalau orang lain bilang “Farah enak bangettt”. Men, lu ga liat dua tahun gw kayak apa (dan gimana nyembunyiinnya) sampai akhirnya gw diizinin gini sama Tuhan. Bisa jadi dibilang seperti itu.

Di sela-sela sedih, marah, capek yang disimpan sendiri tetapi senang yang dibagi seperlunya, muncul ajakan perjalanan spiritual oleh Mama dan Papa. Berkat itu, saya kembali dekat dengan Sang Pencipta. Mungkin itu juga saya bertambah semangat untuk menyelesaikan skripsi saya yang sudah terulur-ulur sejak 2013. Dan Alhamdulillah, beres dan rampung menyelesaikan sarjana Mei 2014 dengan total tempuh 4.5 tahun kuliah! Banzai! Kewajiban kepada orang tua akhirnya beres, walaupun saya tahu saya akan memakai ilmu saya untuk di dapur rumah dan bisnis saya di masa depan.

Dan satu garisan hidup yang saya tidak habis pikir indahnya adalah ya di IPB ini. Kalau saya 5 tahun lalu memilih untuk masuk Unpad atau UI, saya tidak akan bisa bertemu dengan orang-orang hebat yang mampu mengubah saya menjadi seperti sekarang. Mereka menjadikan saya kuat dan berani dengan bertahan walaupun tidak semua dalam cara yang manis dan penuh senyum.

Melalui salah satu makhluk (baca: sahabat) saya di IPB, kami membuka lapangan pekerjaan dengan ilmu bisnis nekat kami, dan bisa menghidupi dua keluarga sekitar kampus. Dan yang lebih ajaib lagi, saya bisa mengikuti sebuah perjalanan yang memaksa saya mendorong batas diri hingga sehabis-habisnya. Ya! Saya yang tidak bisa memandang ke bawah di suatu ketinggian tanpa pembatas, eeh malah diceburkan di tebing air terjun Pulau Moyo. Teman-teman arsitek ingin ke Flores dan meneliti uniknya bangunan rumah di Wae Rebo, tetapi saya duluan yang berkesempatan kesana dan numpang tidur di dalamnya. Jika anak-anak belajar sepeda di depan rumah, saya baru belajar naik sepeda di Sumbawa dan Laos dan beratus-ratus kilometer pula jauhnya. Di saat saya benar-benar tidak bermimpi untuk menanjaki gunung es, saya justru diboyong ke Kang Yatse, Himalaya.

Sebelum 2014 ini habis, inginnya saya sich menuliskan apa saja yang terjadi dalam 2014 ini. Sepertinya saya bukan orang yang menulis tentang runutan perjalanannya, ternyata saya orang yang menikmati interaksi antar manusia saat perjalanan. Terbukti saat wawancara atau cerita-cerita tentang apa yang dilakukan sepanjang perjalanan itu, pasti yang saya highlight adalah interaksi emosi saya dengan teman tim atau penduduk lokal. Penulisan saya nantinya akan merujuk ke perkembangan emosional seperti itu, insya Allah.

Terima kasih telah menuliskan perjalanan hidup yang begitu indahnya, wahai yang Maha Esa. Walaupun saya tahu perjalanan saya masih panjang dan masih banyak air mata yang akan saya tumpahkan (sendirian), tapi akan saya syukuri setiap detiknya. Meskipun sekarang saya kembali berada di titik bawah semangat dan tidak tahu untuk siapa dan apa saya sehat jiwa raga, saya akan berusaha ingat betapa banyak hal positif yang sudah terjadi, terutama di tahun 2014 ini, dan kembali menemukan alasan untuk tersenyum 🙂

tumblr_inline_nfzzkvqJZO1sg1ucn

*Tulisan ini repost dari farahull.tumblr.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *