Bukan Salju, Tapi Kapuk

Bingung mencari tempat foto kece dan Instagramable untuk akhir minggu ini? Fenomena setahun sekali yang ada di Bogor ini sayang sekali jika kamu lewatkan. Apakah itu? Eng ing eng~ musim kapuk!

wpid-20151004_155643-01.jpeg

Untuk yang selama ini membayangkan tumbuhan penghasil kapukitu berbentuk seperti ilalang, oh no no kalian kurang tepat. Pohon kapuk atau yang dikenal sebagai pohon kapuk randu ini memiliki diameter kambium sampai dengan tiga meter dan tinggi mencapai 60 meter. Wow! Kebayang ga sih ternyata pohon semegah ini bisa menghasilkan sesuatu yang halus dan ringan?

wpid-20151004_155209-01.jpeg

Pohon ini tadinya berada di keluarga Bombacaceae namun dipindahkan ke dalam keluarga Malvaceae. Ini dikarenakan randu, pohon kapas sutra merah yang juga memproduksi kapuk, masih memiliki kerabat dengan pohon kembang sepatu dan buah durian (untuk lebih lengkapnya tentang manfaat pohon kapuk randu bisa mampir kesini). Nah, pohon ini akan meranggas di antara musim kemarau menjelang musim hujan. Biasanya di Bogor, si putih ini akan muncul di bulan dengan akhiran “-ber”, alias September, Oktober, November, dan Desember. Tentunya ketersediaan kapas ini dipengaruhi oleh perubahan cuaca di Bogor.

Jika ingin menikmati berseminya kapuk yang gratisan, cukup datang ke Kampus IPB Baranangsiang. Untuk suasana yang lebih teduh dan sejuk bisa mengunjungi Kebun Raya Bogor dengan membayar Rp 15.000,00 saja. Kalau kamu naik KRL, gampang banget kok dari stasiun Bogor untuk mencapai dua tempat tersebut. Keluar stasiun langsung naik angkot hijau nomor 03. Voila!

wpid-20151004_164017-01.jpeg

Sekedar rahasia, datanglah menjelang agak sore karena cahaya bisa jadi lebih cantik dan pengunjung KRB sudah arus balik alias lebih sepi dibanding pagi hari. Oh iya, kapuk terbanyak ada di dekat pintu masuk 4, jadi foto kamu bisa maksimal deh 😉

wpid-1444194365402-01.jpeg
Pathway di pintu 3 KRB (Foto oleh: Galang Badadung yang kebetulan lagi hunting sendirian terus nggak sadar itu gw objeknya dan akhirnya kita ketemuan di luar KRB)

Last, jangan sampe kayak saya yang nunggu lima tahun buat ketemu si putih cantik ini yah hehe. Happy hunting dan tinggalkanlah jejak bukan sampah. 😉

2 comments

  1. jadi kepengen faaar :3 gue juga seumur-umur baru liat kapas berguguran di sepanjang fateta fahutan, kalo di KRB lebih keren lagi yaa 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *