Perjalanan Gigi: Kawat dan RATA.id

Hai, para pembaca yang budiman. Hari ini (tumben-tumbenan) aku akan review produk kesehatan yang sedang wira-wiri diiklankan di media sosial, yaitu RATA. Ini merupakan produk dental untuk meluruskan gigi tanpa kawat.

Sebelumnya, aku pernah pakai kawat gigi (braces) untuk memperbaiki kondisi gigi yang bertumpuk dan tak beraturan. Aku memakai kawat gigi sekitar 2 tahun, dan hasilnya bisa dilihat di bawah ini. Gigiku beraturan dan lebih rapi! Sepertinya perubahan ini juga meningkatkan kepercayaan diriku, coba deh lihat tatapan matanya yang lebih tajam hahahah.

Namun, masalah kembali datang ketika aku lepas dari treatment kawat gigi ini. Perubahan gigi ke fase tak beraturan tidak bisa dihindari jika tidak memakai retainer secara teratur. Retainer memiliki berbagai macam bentuk, dan saat itu aku memilih yang berbentuk plastik. Seringkali aku lalai memakainya, dan puncaknya ketika aku menempuh pendidikan tinggi di UK, dimana aku lupa untuk membawa retainer-ku sehingga absen selama 2 tahun, serta tumbuhnya gigi bungsuku menbuat gigiku kembali berdesakan.

Dengan niat merapikan gigiku lagi, maka aku mencari produk semacam Invisalign, yakni produk dental untuk meratakan gigi tanpa kawat, berbentuk plastik persis dengan retainer-ku. Saat mencari, di Indonesia ada produk RATA yang saat itu sedang gencar-gencarnya promosi. Menjelang akhir tahun 2019, harganya menjadi Rp6,5 juta (konsul, cetak, video pergerakan gigi, aligner set) dan sudah termasuk retainer gratis (seharga Rp2 juta) di akhir treatment. Langsung aku coba hubungi Whatsapp yang tertera dan tidak lama langsung dibalas oleh Ratih, padahal aku chat pada hari Jumat (13-Des-2019) pukul 22.00 WIB.

Senin, 16 Desember 2019, 13.00 WIB
Setelah tanya-jawab standard hari Jumat lalu, Ratih menghilang dan muncul kembali pada hari kerja berikutnya. Hari itu, aku diminta untuk jawab 8 pertanyaan dan 5 foto kondisi gigi yang nantinya akan dievaluasi oleh tim dokter gigi.

Beberapa jam setelah aku mengirimkan isian dan foto tersebut, datanglah jawaban balik dari RATA. Kali ini, namanya drg. Gesy yang menyatakan aku adalah kandidat yang tepat untuk memakai aligner RATA.

Dengan disetujuinya case aku oleh dokter gigi di RATA (walaupun di awal aku sudah mention gigiku ada yang goyang), maka makin mantap lah aku untuk coba pakai RATA. Tapi bingung juga karena diksinya kontradiktif, jadi payment dulu atau appointment dulu sih? Saat itu, kuputuskan saja untuk lock promo dengan DP 10% serta mendaftarkan jadwal konsultasi. Ah iya, aku juga menanyakan siapa drg yang akan menanganiku nanti dan apakah beliau seorang orthodontist? Jawabnya, siapa yang akan menangani belum bisa dipastikan, tapi pastinya adalah seorang orthodontist. Oke, terima dulu deh.

Kamis, 19 Desember 2019
Berkunjunglah aku ke offline store RATA di Patal Senayan. Isi data diri di resepsionis, nggak pake lama dipanggillah aku ke ruangan konsultasi. Saat itu aku ditangani oleh drg. Reva. Setelah cek dan foto kondisi gigi dengan smartphone-nya, drg. Reva pamit ke ruangan sebelah (mungkin untuk diskusi dengan rekan atau seniornya). Setelah itu, beliau memutuskan untuk tidak memakaikan aligner di gigi rahang bawahku dikarenakan ada goyang ringan (tingkat 1). Katanya, mereka tidak mau mengambil resiko jika memberi force pada gigi yang tidak stabil, nantinya malah akan memperparah keadaan. Walaupun begitu, kami tetap melanjutkan proses dengan scanning 3D untuk melihat susunan eksterior gigi.

Setelah konsultasi ini, aku merasa terusik akan ketidakkonsistenan RATA dalam konsultasi online dan offline-nya. Di saat online, aku dibilang kandidat cocok. Tapi offline, aku tidak cocok untuk pakai aligner. Dengan sedikit kesal karena sudah keluar usaha dan uang, aku berniat untuk menunggu video yang dijanjikan terlebih dahulu sebelum memutuskan pembayaran lebih jauh.

Setelah konsultasi, aku dihubungi oleh admin Whatsapp RATA yang berbeda, kali ini namanya Ranti, yang mengabarkan tahap selanjutnya yang akan dilewati yakni video 3D simulasi pergerakan gigi, pelunasan pembayaran, dan pengiriman aligner. Seminggu kemudian, datanglah video yang ditunggu-tunggu dari RATA.

Ini merupakan cuplikan dari video, dimana keempatnya merupakan visual dari gigi rahang bawah. Set sebelah kiri adalah kondisi sekarang, sedangkan sebelah kanan adalah kondisi yang RATA harapkan di akhir treatment. Lha, kok gigi bawahku yang goyang itu digerakkan? Setelah melihat video ini, aku semakin yakin bahwa pengambilan keputusan RATA terkait tindakan calon pasien sangat tidak konsisten dan berbeda-beda. Dokter gigi online bilang X, dokter gigi offline bilang Y, ditutup dengan video-nya yang seakan tak ada koordinasi ataupun baca rekomendasi dokter gigi offline. Duh!

Sebelnya, bahasa Ranti terkait video ini adalah:

Gimana mau optimal, Rantiiii oh Ranti. Aku aja ga ngerasa kalian itu atentif untuk case calon pasien kalian ini :’)

Minggu, 29 Desember 2019
Berhubung aku masih penasaran dan mau cari second opinion dari dokter gigi di RATA, akhirnya aku berkunjung ke pop-up booth RATA di Central Park pada akhir pekan. Disana, aku bertemu dokter gigi yang berbeda, yakni drg. Kartika, dan menceritakan kronologi singkat aku dengan RATA sebelumnya. Yang membuat aku yakin dengan dokter ini adalah beliau dengan to-the-point bertanya: “Berapa lama dulu pakai kawat gigi?” Setelah kujawab 2 tahun, beliau mengeluarkan hipotesanya tentang root resorption alias pemendekan akar gigi yang diakibatkan oleh excessive force pada saat pemakaian kawat gigi. Maka untuk kasusku, beliau menyarankan untuk X-Ray sebelum diputuskan go-or-no-go pasang aligner pada rahang bawah. Agar lebih pasti saja, katanya.

Jujur, aku senang dengan dokter di pop-up store ini karena cukup knowledgeable dan dapat memberikan jawaban yang mumpuni untukku. Karena untuk case calon pasien yang terlihat kompleks daripada biasanya/ template mereka, seharusnya dokter tersebut wajib menyarankan tes lanjutan sebelum memutuskan suatu apapun. Berbekal dari pertemuan drg. Kartika di Central Park, maka aku berlanjut untuk diskusi dengan admin RATA untuk menambah konsultasi menjadi lebih komprehensif.


Update terbaru untuk perjalananku dengan RATA berlanjut (dan berakhir) di Part 2 – Goodbye RATA.id. Ada juga tips untuk teman-teman yang akan melakukan perawatan gigi baik dengan behel maupun plastic aligner 😀

15 comments

  1. wah makasih insightnya ngil gw baru tertarik ikut rata karena pake plastik dan kayaknya gampang dipakainya dri liat2x influencer di ig hahaha

    thx for your info

    -ucil-

  2. Hi farah,
    Saat ini bgmn kabarnya dari rata? Apa sudah ada solusi terbaik nya? Ak penasaran dgn rata , tadinya mau coba tapi setelah baca blog ini jadi mikir2 lagi..

    1. Hai Kak Via, maaf slow response 🙏 Aku akhirnya memutuskan utk tidak pakai RATA karena pada akhirnya pun tidak ada jawaban yang memuaskan utk kasus aku. Tapiii, coba konsul dulu aja yah dan cari second opinion dari Orthodontist 🤗

  3. Pas bgt kak nemu ini.. Pgn ke rata tapi ragu karna kasus aq gigi depan ketonjok dan goyang ampe 3. Pernah konsul mw pake kawat takut malah parah karna udh pada goyang dan g bs d apa2in.
    Masalahnya gigi depan kiri skg mepetin gigi kann jd di depan yg kiri ada celah sedangkan gigi kanan di pepet trs.
    Saran kk aku kudu gmn ya

    1. Hai Sinthia! Saran aku ke dokter gigi umum dulu saja, nanti mereka akan rekomendasi ke spesialis apa. Bos-ku di kantor kebetulan mengalami hal yang sama, dan solusinya adalah mempertahankan gigi dgn memasang ‘pagar’ agar gigi tetap bertahan di tempatnya.

      Drg aku pernah bilang, lebih baik mempertahankan gigi asli yang ada daripada copot dan ganti gigi palsu. Good luck yah 🤗

  4. Anyway aku juga ke drg R dibilang bbrp gigi harus dicabut smua. Oemji panik lah. Akhirnya ganti dokter, bisa tetep tanpa dicabut dan sekarang sudah sebulan pakai. HFT

  5. Hallo mbak.. aku tadi nya juga mau pakai rata. Udah bayar full 7.850 RB. Tapi akhirnya setelah berbagai pertimbangan, aku putusin pakai kawat gigi aja. Naah rata potong uangku 1 juta. Unk biaya video 3d gigi. Nyesek banget… Mba dulu kena biaya cancel brp? Plisssa jawab y mba..

    1. Hai, Mbak Lucya. Aku sempat DP sebesar 750rb, dan saat perawatannya tidak kuteruskan uang DP-ku tersebut. tidak kembali (dan aku juga tidak minta untuk dikembalikan). Aku tidak terkena tambahan biaya cancel.

      Weleh, ternyata video 3D itu mereka charge 1jt yah.. hehe gapapa Mbak, hitung2 belajar dapat pengalaman memang mahal yah.

  6. Terima kasih kak, untungnya gak langsung buru2 dp. Disampaikan Ratih tinggal 8 slot lagi tuk dapetin promo 4,9 jt. Sebelumnya sy sempat tanya2 juga via WA dg Ratih, dapat harga promo 9.9 jt. Jadi ngerasa aneh dengan RATA koq harganya malah kesini jadi makin murah.

  7. Haii kak lucy. Cara cancel Rata nya susah ga kak? Soalnya aku jg pengen cancel dan udah bayar 7.850 rb. Karna aku disarankan buat cabut gigi taring bawah dan jujur takut nyabut gigi taringnya jadi pengen di cancel aja

  8. hallo kak fara,,,aku baru baca artikel dari kakak stlh full payment,7,9 juta,,,tp blm dapet apa2,,blm 3d vidio juga,,,mau refund,terus adminnya bilang nnti bakal dipotong,,,nah kira2 brp lama ya kak prosesnya,,terimakasih

  9. udah berapa kali aku baca review yang jeleknya. aku udah hampir DP, tapi aku putusin batal dulu dan better ke orthodontist dulu sepertinya. karena gigi bawah aku goyang pasca pake behel 5th.
    thank you insight nya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *